Riauterkini - PEKANBARU - Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (Ika UPI) Riau Kepri menggelar Workshop Capacity Building Penguatan Deep Learning. Kegiatan ini diikuti kepala sekolah, pengawas hingga bagi para guru dari Sekolah Menengah Atas (SMA), kejuruan (SMK) hingga Madrasah Aliyah (MA).
Kegiatan digelar di ruang Dang Merdu Menara Bank Riau Kepri Syariah (BRKS) ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau SF Hariyanto diwakili Asisten Setdaprov Riau Helmi D, Rabu (10/12/25).
Workshop dihadiri lebih dari 530 peserta ini menghadirkan dua narasumber utama. Yakni, Prof Dr H Suyanto dan Prof Numan dari akademisi UPI dan UNY yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan pendidikan modern.
Dalam sambutannya, Helmi menyampaikan apresiasi tinggi kepada IKA UPI Riau–Kepri atas inisiatif strategis meningkatkan kompetensi guru di Provinsi Riau. Ia menegaskan bahwa pendidikan masa depan membutuhkan pendekatan deep learning sebagai strategi pembelajaran modern.
“Unesco Future of Education Report 2023 menekankan bahwa pembelajaran masa depan harus mendorong proses yang mendalam, reflektif, dan kontekstual agar peserta didik siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 5.0,” kata Helmi.
Helmi menyebut Riau memiliki lebih dari 19.000 guru dan 230.000 peserta didik jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu, pelatihan yang diikuti sekitar 500 guru ini dinilai sebagai langkah penting membangun pondasi perubahan pendidikan di daerah.
Dalam sambutannya, Helmi juga menyoroti tuntutan Kurikulum Merdeka yang mengharuskan guru tidak hanya mengajar pengetahuan, tetapi mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, serta karakter peserta didik.
“Deep learning memungkinkan siswa memahami konsep secara mendalam, menghubungkan teori dengan realitas, dan mengembangkan kemampuan reflektif,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemprov Riau terus memperkuat sektor pendidikan melalui berbagai kebijakan. Di antaranya, program peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah, termasuk pelatihan kurikulum merdeka, literasi-numerasi dan pembelajaran berbasis proyek.
Lanjut Helmi, penguatan digitalisasi pendidikan, melalui penyediaan perangkat, platform digital, serta pengembangan sekolah berbasis teknologi. Peningkatan mutu dan pemerataan layanan, mencakup pembangunan ruang kelas baru, penguatan sarana TIK, hingga dukungan bagi sekolah di wilayah terpencil.
Pada kesempatan ini, Helmi menegaskan bahwa guru memegang peran paling penting dalam membawa peserta didik menuju keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Karena itu, kemampuan guru dalam menerapkan deep learning menjadi kebutuhan strategis.
Helmi berharap workshop ini tidak hanya meningkatkan wawasan, tetapi juga mendorong para guru untuk mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh dalam kelas dan membagikannya kepada rekan sejawat.
“Dengan melibatkan ratusan guru, kita sedang melangkah menuju transformasi pendidikan Riau. Kita ingin anak-anak Riau tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi mampu berpikir mendalam, adaptif, dan kompetitif secara global,” tegasnya.***(mok)